Alasan orangtuanya untuk memasukkan Althath ke STC karena Althath anak laki-laki maka harus menguasai beladiri. “Awalnya saya ikutkan dalam latihan taekwondo biasa. Tetapi karena pengamatan dari sabem yang menilai bahwa Althath memiliki bakat menjadi atlit taekwondo, akhirnya dia dimasukkan dalam latihan khusus untuk menempa para atlit,” kata ayahnya. “Penilaian dari sabem berdasarkan 3 kriteria yaitu bakat, mental, dan struktur/kelenturan otot tubuh,” tambahnya.
Ia menjalani latihan rutin sehari 2 kali yaitu pukul 15.30 – 18.00 dan pukul 19.30 – 22.00. Jika akan menghadapi even perlombaan maka latihan akan ditambah menjadi 3 kali sehari, yaitu pukul 05.00 – 06.00. Karena padatnya jadwal latihan yang harus dia ikuti, maka pada 2 bulan pertama Althath sempat terkena penyakit tipes. Sehingga dia harus istirahat total selama 3 bulan. ”Mungkin tubuhnya kaget, karena baru pertamakali mengikuti latihan fisik yang keras” kata ayahnya. Setelah pulih, Althath mulai mengikuti latihan kembali.
Althath pertama kali mengikuti lomba ketika berumur 7 tahun, dalam Open Turnamen Karya Mandiri Cup di Pemalang pada tanggal 23 – 24 Februari 2013. Saat itu Althath langsung menjadi runner up (juara II) dan mendapat medali perak. Sejak itu Althath terpacu untuk lebih giat berlatih. Selain mengikuti lomba di Pemalang, Althath juga mengikuti lomba tingkat internasional di Bali yaitu pada even Bali Moks Internasional Junior Championship di Denpasar pada 11 – 13 januari 2014. Disana ia berhasil masuk ke babak perempat final. Even terakhir yang baru diikutinya adalah Jakarta Taekwondo Festival di Jakarta pada 1 – 2 Februari 2014. Di sana dia berhasil menjadi juara 1 dan meraih medali emas.
Pertandingan yang cukup berat yang pernah ia jalani yaitu pada saat dia bertanding di Bali. Pada saat itu, ia bertanding melawan atlit dari Solo peraih medali emas pada even UNS Cup di Solo. Kondisi pangkal lengan dan pangkal paha Althat saat itu cedera, tetapi Althath tetap terus bertanding dan berhasil mengalahkannya. Hingga pada akhir perlombaan ia harus mendapat oksigen karena sesak nafas.
Althath memang cukup aktif. Walaupun jadwal latihan taekwondonya sudah padat, tetapi ia juga mengikuti les Bahasa Inggris dan les renang. Althat memang harus disiplin dalam membagi waktunya. Walaupun kegiatannya sangat padat, tetapi dia tidak mengeluh. Orang tuanya selalu menekankan bahwa semua itu merupakan pilihan Althath, jadi ia harus bertanggung jawab atas pilihannya itu, artinya Althath harus bersungguh – sungguh untuk mengikuti semua kegiatan yang sudah dipilihnya. “Untuk mengisi waktu kosong jika tidak ada kegiatan, ia memilih untuk menonton TV, bermain PS atau bermain sepeda bersama teman,” kata ibunya
Althath memang sang juara yang pantas ditiru, meskipun ia sudah memiliki prestasi luar biasa dalam bidang olahraga taekwondo, ia tidak pernah mengesampingkan masalah belajar. Di sela-sela kesibukan latihannya, ia sempatkan untuk mengerjakan PR yang diberikan oleh gurunya. “Kalau ia sudah lelah pada malam hari, ia belajarnya pagi hari setelah mengerjakan sholat subuh,” kata ibunya. Alhamdulillah nilai raportnya tidak pernah mengecewakan.
Anggun Bugarinda P
Walas 2 Generous
Namanya Althath Syiero Hibridzi Takash. Biasa dipanggil Althath. Saat ini ia duduk di bangku kelas 2 Generous SD Al Irsyad Al Islamiyyah 01 Purwokerto. Althath adalah putra kedua dari bapak Enuch Siswantoro dan ibu Evi Widhiasri yang tinggal di kompleks Brobahan Purwokerto.
Posting Komentar